Sabtu, 15 Januari 2011

BUDAYA BERPAKAIAN ISLAMI

Sarung, Baju Taqwa, dan Songkok adalah sesuatu yang menjadi satu kesatuan untuk dikenakan kaum laki-laki. Kita bisa menggunakanya pada waktu dirumah, untuk sholat, mengaji, ataupun berpergian untuk bersilaturahmi. Ketika kita menggunakan itu kita akan terlihat sopan, karena pakaian itu merupakan ciri khas orang islam yang sopan dan santun. 

Hendaknya kita menggunakan sarung, baju takwa yang berwarna putih dan songkok berwarna putih pada waktu sholat. Jangan kita hanya memakai celana, kaos, dan tanpa penutup kepala. Sholat bukanlah permainan, tapi ia adalah tanda ketundukan, keseriusan, ketawadhuan, dan kerendahan diri di hadapan Allah -Azza wa Jalla-. Seyogyanya seorang hamba saat ia menghadap, ia mengenakan pakaian yang layak digunakan; jangan asal-asalan dalam melaksanakan sholat . Pilihlah pakaian yang layak, sebab sebagian orang ada yang tidak memperhatikan pakaian dan kondisi dirinya, seperti ia masuk ke dalam sholat, menggunakan kaos, menggunakan celana, tanpa mengenakan penutup kepala, semisal surban, songkok, dan lainnya. Seakan-akan ia adalah seorang pekerja kuli yang mengenakan pakaian seadanya, padahal ia menghadap Allah Robbul Alamin.
Allah -Ta’ala- berfirman,

"Hai anak Adam, pakailah perhiasan kalian di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan". (QS. Al-A’raaf: 31).

Al-Imam Isma’il bin Umar bin Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata saat menafsirkan ayat ini, "Berdasarkan ayat ini dan hadits yang semakna dengannya dari Sunnah, maka dianjurkan berhias ketika hendak sholat, terlebih lagi di hari Jum’at, hari ied, dan juga (dianjurkan) menggunakan minyak wangi, karena ia termasuk perhiasan, serta (menggunakan) siwak, karena ia kesempurnaan hal itu. Diantara pakaian yang paling utama adalah pakaian putih". 

Diantara perhiasan seorang mukmin adalah penutup kepala, seperti songkok, dan imamah (surban). Kebiasaan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, dan para sahabatnya, baik dalam sholat, maupun di luar sholat, mereka senantiasa mengenakan imamah (surban), burnus (penutup kepala yang bersambung dengan pakaian), atau songkok.adapun kebiasaan menelanjangi kepala, tanpa songkok atau surban, maka ini adalah kebiasaan orang di luar Islam.

Amr bin Huroits -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ

"Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berkhutbah, sedang beliau memakai surban hitam". [HR. Muslim dalam Shohih-nya (1359), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4077), Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1104 & 3584)]

Al-Hasan Al-Bashriy -rahimahullah- berkata dalam menceritakan kebiasaan sahabat dalam memakai songkok dan imamah,

كَانَ الْقَوْمُ يَسْجُدُوْنَ عَلَى الْعِمَامَةِ وَالْقَلَنْسُوَةِ وَيَدَاهُ فِيْ كَمِّهِ

"Dahulu kaum itu (para sahabat) bersujud pada surban, dan songkok (peci), sedang kedua tangannya pada lengan bajunya". [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab Ash-Sholah: Bab As-Sujud ala Ats-Tsaub fi Syiddah Al-Harr (1/150) secara mu’allaq dengan shighoh jazm, Abdur Razzaq dalam Al-Mushonnaf (1566)]

Abdullah bin Sa’id-rahimahullah- berkata,

رَأَيْتُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ قَلَنْسُوَةً بَيْضَاءَ مِصُرِيَّةً

"Aku lihat pada Ali bin Al-Husain ada sebuah songkok putih buatan Mesir". [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (24855)]

Inilah beberapa hadits dan atsar yang menunjukkan bahwa para salaf (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in), dan generasi setelahnya memiliki akhlaq, dan kebiasaan, yaitu menutup kepala baik di luar sholat, apalagi dalam sholat. Kebiasaan dan sunnah ini telah ditinggalkan oleh generasi 

Islam, hanya karena alasan malu, dan tidak sesuai zaman –menurut sangkaannya- !! Terlebih lagi dengan munculnya berbagai macam model, dan gaya rambut yang terkenal, seperti model Duran-Duran, Bechkham, Mandarin, dan lainnya. Semua ini menyebabkan sunnah memakai penutup kepala mulai pudar, dan menghilang. Nas’alullahas salamah minal fitan.

Yang dipertanyakan mengapa sekarang banyak orang yang malu untuk mengenakan Songkok apalagi Sarung dan baju taqwa. Jarang sekali orang pergi keluar untuk silaturahmi memakai pakaian seperti itu. Orang lebih cenderung memakai celana, kemeja/kaos dan topi. Mereka lebih cenderung menggunakan budaya barat. Tak taukah mereka bahwa memakai sarung, baju taqwa, dan songkok lebih baik di bandingkan mereka yang memakai calana, kemeja/kaos dan topi.Padahal itu adalah budaya kita dan kita harus melestarikannya. Selain itu, juga pakaian yang sopan ketika dilihat orang dan juga sudah menutup aurat orang lelaki.

Benar kita sudah terjajah oleh budaya barat oleh orang-orang kafir yang dengan mudah memperdaya kita. Mereka menjajah agama kita dengan tidak langsung. Mereka menjajah secara perlahan-lahan dengan mengganti budaya kita. Kita harus sadar akan tindak kelicikan mereka. Kita harus kuat-kuat dalam menjaga agama kita serta budaya-budaya kita. Demi tegaknya agama islam yang kokoh.

Mulailah dari diri sendiri, keluarga, dan semua orang di sekeliling anda untuk membiasakan diri berpakaian islami, karena ini adalah identitas kita sebagai muslim yang bertakwa dan sholeh-sholehah.

4 komentar:

  1. apa yang orang pakai itu menunjukan kepribadian orangnya..
    kalo kita terbiasa memakai baju muslim nanti secara otomatis kita akan memperbaiki diri biar bener-bener bisa bersikap sebagai seorang muslim..

    BalasHapus
  2. siiiiip.!!!
    bagus.bagus.bagus

    BalasHapus